Terakhir, yaitu PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yang merupakan perusahaan produsen dan distributor komponen otomotif untuk roda dua dan roda empat.
AUTO merupakan bagian dari Grup Astra dan merupakan anak usaha dari ASII. Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan saham ASII di emiten ini per 31 Oktober 2022 mencapai 80 persen.
Adapun produk suku cadang unggulan dari AUTO diantaranya adalah GS Astra, Incoe, Aspira, dan Federal. Selain itu, AUTO juga memproduksi ban untuk kendaraan roda dua dan truk dengan merek Aspira dan Pirelli.
Tak hanya itu, AUTO turut memproduksi pelumas untuk kendaraan roda empat dan idustri dengan merek Shell Helix Astra dan Shell Advance.
Merambah Segmen Kendaraan Listrik
Selain menjadi produsen komponen-komponen otomotif, AUTO juga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik atawa electric vehicle (EV).
Direktur AUTO, Hamdhani Dzulkarnaem Salim menyebutkan, pengembangan EV akan mencakup perdagangan maupun manufaktur.
"Kami juga berusaha menyiapkan EV Ecosystem dalam konteks kami tetap ingin menjadi pemain utama di dunia otomotif walaupun situasi sudah berubah dengan munculnya elektrifikasi," kata Hamdhani dalam public expose, Selasa (4/10).
Dari sisi manufaktur, AUTO memiliki potensi sumber daya yang mumpuni untuk menggarap komponen suku cadang EV baik roda dua maupun roda empat. Adapun saat ini, perusahaan sedang mengikat perjanjian rencana produksi dengan OEM.
AUTO juga tercatat memiliki Astra Otopower yang merupakan fasilitas pengisian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang digunakan oleh EV roda empat.
Senada dengan anak usahanya, ASII juga ikut mengembangkan EV di Tanah Air. Adapun emiten ini menargetkan bisa merilis 30 model EV hingga tahun 2023 mendatang dengan target penjualan mencapai 3,5 juta unit.
Adapun partnernya yaitu Honda Motor berencana memperkenalkan lima model electric bicycledengan harga terjangkau bagi masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.
Selain perusahaan Grup Astra, DRMA juga tengah bersiap mengembangkan stasiun pengisian baterai EV. Selain itu, perusahaan ini turut mengembangkan kendaraan roda tiga hingga sepeda listrik.
Sebelumnya, terdapat emiten lain yang sudah terjun di industri EV terlebih dahulu, yakni PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS). Adapun SLIS merupakan produsen sepeda listrik dan motor listrik yang berfokus pada perakitan kendaraan listrik.
Catatkan Kinerja Keuangan dan Saham yang Melesat
Naiknya penjualan kendaraan seperti yang sudah disinggung di atas tentunya berdampak pada tumbuhya kinerja keuangan emiten-emiten otomotif selama periode 9 bulan 2022.
Melansir laporan keuangan emiten, IMAS mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih yang mengungguli emiten lainnya. Adapun pendapatan bersih yang dibukukan di periode ini mencapai Rp18,71 triliun atau melesat 33,11 persen secara yoy.
Naiknya pendapatan bersih IMAS diiringi dengan keberhasilan emiten ini dalam membalik rugi menjadi laba di 9 bulan 2022. Adapun laba bersih yang dibukukan IMAS pada periode ini mencapai Rp335,75 miliar.
Melesatnya pendapatan bersih IMAS ditopang oleh naiknya berbagai segmen pendapatan dari emiten ini. Menurut laporan keuangannya, pendapatan bersih dari pihak ketiga IMAS melesat 32,75 persen yoy dari Rp13,01 triliun di 9 bulan 2021 menjadi Rp17,27 triliun di 9 bulan 2022.
Sedangkan dari segmen tersebut, pendapatan dari mobil, truk, dan alat berat juga terkerek hingga 34,44 persen menjadi Rp8,06 triliun. Adapun pendapatan dari segmen ini berkontribusi 43,10 persen terhadap total pendapatan bersih IMAS.
Selain IMAS, emiten lainnya yang turut berhasil membalik rugi menjadi laba atau turnaround yaitu CARS. Adapun laba bersih yang dibukukan CARS di 9 bulan 2022 mencapai Rp112,50 miliar, padahal pada periode yang sama tahun lalu CARS masih menanggung rugi sebesar Rp384,07 miliar.
CARS juga memperoleh pendapatan bersih di 9 bulan 2022 sebesar Rp3,98 triliun atau melesat hingga 11,10 persen. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sedangkan, dari segi pertumbuhan laba bersih, DRMA mengungguli emiten lainnya dengan mencatatkan laba bersih di 9 bulan 2022 sebesar Rp249,94 miliar atau melambung 70,10 persen secara yoy.
Melesatnya laba bersih DRMA juga diiringi dengan naiknya pendapatan bersih emiten yang mencapai Rp2,66 triliun atau tumbuh 27,91 persen.
Sementara, ASII juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih dan laba bersih yang masing-masing melesat sebesar 32,23 persen dan 55,77 persen.
Adapun pendapatan bersih dan laba bersih yang dibukukan di periode ini masing-masing sebesar Rp221,35 triliun dan Rp23,33 triliun.