Alhasil margin terpangkas, dengan laba kotor tersisa Rp2,21 triliun. Setelah dipotong beban penjualan yang ikut melonjak, laba sebelum pajak perseroan mencapai Rp1,94 triliun, demikian terungkap dalam laporan keuangan di keterbukaan informasi, dikutip Minggu (10/3/2024).
Dari sisi neraca, jumlah aset TAPG terkoreksi 4,53% yoy menjadi Rp13,86 triliun, seiring penurunan kewajiban pembayaran utang atau liabilitas 38,54% yoy menjadi Rp2,52 triliun.
Modal atau ekuitas tumbuh 8,90% yoy menjadi Rp11,33 triliun, sementara kas dan setara kas yang digenggam masih tersisa Rp1 triliun, alias turun 48% dari awal tahun akibat pengeluaran untuk aktivitas pendanaan, salah satunya pembayaran utang.
(DES)