Seiring peningkatan pada volume penjualan, diakui Vita, membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6,2% dari Rp36,38 triliun pada 2022 menjadi Rp38,65 triliun pada 2023.
Di sisi lain, meskipun terdapat kenaikan beberapa akun biaya karena dampak dari kenaikan biaya bahan bakar minyak (fuel) dan inflasi, namun melalui inisiatif optimalisasi operasional yang dijalankan sepanjang 2023, SIG mampu menekan total biaya per ton.
Perseroan juga sanggup mengurangi utang berbunga dan menurunkan beban keuangan yang berkontribusi pada peningkatan laba sebelum pajak yang tercatat naik menjadi Rp3,30 trilun.
Di periode 2022, penurunan beban pajak tangguhan yang merupakan ”one time event” dampak restrukturisasi internal group perusahaan, sehingga berkontribusi pada laba bersih yang lebih tinggi.
"Sehingga jika dampak penurunan beban pajak tangguhan tersebut dikeluarkan, di 2023 SIG mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 5,9% jika dibandingkan 2022,” jelas Vita.
Tahun lalu, diakui Vita, perseroan mendapat peringkat kredit idAA+ Positif dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atau naik dari sebelumnya idAA+ Stabil. Peningkatan ini mencerminkan posisi pasar perseroan yang kuat, fasilitas produksi dan logistik yang terdiversifikasi dengan baik, dan profil keuangan yang sehat.
(FAY)