5. Volume Perdagangan yang Rendah
Volume perdagangan yang rendah juga dapat menyebabkan saham bergerak sideways. Ketika hanya sedikit investor yang aktif dalam membeli atau menjual saham, fluktuasi harga akan terbatas dan tidak akan ada pergerakan yang signifikan. Hal ini sering terjadi di pasar saham yang kurang likuid, di mana saham tidak banyak diperdagangkan dan pergerakannya lebih terbatas.
6. Faktor Musiman atau Siklus Industri
Beberapa saham cenderung bergerak sideways karena faktor musiman atau siklus industri tertentu. Misalnya, perusahaan di sektor teknologi mungkin mengalami periode stagnasi setelah merilis produk besar, atau perusahaan yang bergantung pada musim tertentu (seperti sektor pariwisata atau ritel) mungkin mengalami pola pergerakan harga yang stabil pada periode tertentu sepanjang tahun.
7. Reaksi Pasar terhadap Perubahan Sentimen Global
Sentimen pasar yang berubah-ubah, terutama yang dipengaruhi oleh faktor global seperti perubahan harga komoditas atau krisis geopolitik, juga dapat menyebabkan saham bergerak sideways.
Ketika sentimen pasar terlalu beragam, dengan sebagian investor bersikap bullish (optimis) dan lainnya bersikap bearish (pesimis), saham sering kali bergerak dalam pola sideways hingga ada kejernihan dalam sentimen tersebut.
Saham yang bergerak sideways adalah hal yang biasa di pasar saham dan bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari ketidakpastian ekonomi hingga kondisi pasar yang tidak memiliki katalis yang cukup kuat untuk mendorong pergerakan harga. Bagi investor dan trader, memahami pola pergerakan sideways dapat membantu dalam strategi investasi, dengan memanfaatkan periode ini untuk melakukan analisis lebih mendalam sebelum membuat keputusan investasi besar.
Selain itu, penting untuk selalu memperhatikan perubahan-perubahan fundamental yang dapat memicu pergerakan harga saham yang lebih signifikan di masa depan.
(Shifa Nurhaliza Putri)