“Ini ditambah kesadaran masyarakat mungkin lebih sadar akan pentingnya kebersihan dan pencegahan kontaminasi bisa meningkatkan jumlah pengguna sarung,” paparnya.
Dari sisi bottomline, laba bersih MARK terkerek triple-digits di angka 137% yoy menjadi Rp72 miliar dari sebelumnya Rp31 milyar pada kuartal I-2023.
Adapun margin Laba Bersih juga meningkat dari tahun sebelumnya 24% sebesar Rp 30 Milliar tahun ini naik menjadi Rp72 Milyar atau sebesar 34%. Manajemen menilai peningkatan margin ini diakibatkan efek “economic of scale” di mana biaya produksi per unit barang menurun seiring dengan meningkatnya jumlah produksi.
“Penjualan terbesar MARK sebagian besar ditujukan untuk pasar ekspor sehingga naiknya nilai tukar rupiah mendukung margin laba perusahaan,” tandasnya.
(DES)