Angka ini berbanding terbalik pada tahun 2020 saat basis iklan televisi masih mendominasi sekitar 47 persen, sedangkan digital menyerap 37 persen, dan print (iklan cetak) 13 persen.
"Tapi bukan berarti iklan di tv itu turun, tetap naik, tapi pertumbuhannya jauh lebih kecil dibandingkan digital yang kurang lebih sekitar 19 persen per anum, yg kalau di tv masih sekitar 5 persen, jadi bedanya jauh," terangnya.
Sebagaimana diketahui, revenue bisnis iklan digital BMTR sepanjang 2022 mengalami pertumbuhan 25 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp2,5 triliun, dibandingkan akhir 2021 senilai Rp2,02 triliun. Pendapatan bisnis konten dan IP juga tumbuh 22 persen yoy menjadi Rp1,79 triliun.
Namun demikian, kontributor terbesar pendapatan BMTR di segmen non-digital turun 26 persen yoy. Hal ini berdampak terhadap total pendapatan BMTR yang merosot 12 persen yoy menjadi Rp12,23 triliun, dibandingkan 2021 yang memiliki total Rp13,9 triliun.
"Itulah mengapa sepanjang 2022 MNC Media banyak sekali fokus mengembangkan digital related media dan entertainment, karena kalau tidak kita akan ketinggalan," tandas Hary.
(DES)