"Dibanding nasional, pertumbuhan kredit di Sulut memang masih lebih lambat. Di mana pertumbuhan kredit nasional mencapai 11,97 persen. Namun untuk DPK nasional mengalami pertumbuhan negatif, yakni -9,48 persen. Sedangkan total aset nasional tumbuh mencapai 16,12 persen secara year on year," tutur Winter.
Non Performing Loan (NPL) di Sulut juga mengalami peningkatan, di mana pada Oktober 2022 sebesar 3,30 persen, sementara pada Desember 2021 masih 3,17 persen. Untuk penyaluran KUR di Sulawesi Utara pada posisi sepember 2022 tercatat sebesar Rp2,26 triliun.
Sementara Loan to deposit ratio (LDR) yang merupakan rasio pinjaman terhadap simpanan BPR mencapai 80,52 persen. LDR BUK sebesar 150 persen itu artinya uang yang masuk lebih sedikit dari penyaluran kredit, untuk itu masih diperlukan penguatan penghimpunan dana masyarakat.
“Hal ini berarti dana yang disalurkan dalam bentuk kredit jauh lebih besar dibanding dana yang dikumpulkan. Sehingga perbankan di Sulut harus mendatangkan dana dari luar daerah untuk memenuhi permintaan kredit,” pungkasnya.
(NDA)