Meski pendapatan turun, beban pokok justru naik hampir 1%. Hal ini semakin menekan margin kotor dengan menyisakan laba bruto sebesar Rp975,23 miliar, lebih rendah secara tahunan.
Kendati perseroanan mampu memangkas beban penjualan dan pemasaran, tetapi beban administrasi masih meningkat, sehingga menyisakan laba sebelum pajak senilai Rp191,63 miliar, dengan laba operasional tahun berjalan sebesar Rp146,33 miliar.
Dari sisi neraca, total aset tumbuh 1,64% yoy menjadi Rp2,04 triliun. Ini dibarengi dengan peningkatan kewajiban pembayaran utang 5,32% menjadi Rp637,73 miliar.
Total modal atau ekuitas DVLA terjaga di angka 1,4 triliun. Hingga akhir 2023, perusahaan menggenggam kas bersih sebesar Rp240 miliar, setelah tepangkas hampir 120an miliar dari awal tahun akibat sejumlah pengeluaran sepergi kegiatan pendanaan hingga investasi.
(SLF)