Yuan China jatuh -0,01% di 6,3703, sementara Dolar Singapura merosot -0,08% di 1,3615, dan Dolar Australia menguat 0,14% di 0,7203.
Dolar sebagai aset safe-haven masih mendekam di level terendahnya hampir satu pekan terakhir terhadap sejumlah mata uang utama di tengah optimisme prospek ekonomi di tingkat global, meskipun hantaman varian Omicron masih menjadi ancaman.
Indeks Dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya masih di area 96,11 dan sempat menyentuh level 96,02, terendah sejak 17 Desember.
Sejumlah analis memperkirakan dolar akan menguat dalam beberapa bulan mendatang setelah digoyang sentimen dari Bank Sentral AS / Federal Reserve yang dinilai bakal menaikan suku bunga pada bulan Maret 2022.
"Data-data terbaru harusnya bisa membantu kenaikan Dolar, di tengah laporan penyebaran Omicron masih sedikit pasien yang dirawat inap," kata Analis TD Securites dalam sebuah laporan, dilansir Reuters, Kamis (23/12/2021).