sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
16/10/2024 16:47 WIB
Sejumlah pemain di sektor kawasan industri dinilai memiliki prospek yang positif di masa depan.
Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center. (Foto: Suryacipta)
Potensi Emiten Kawasan Industri KIJA, DMAS, dan SSIA: Andalkan Ekosistem EV dan Data Center. (Foto: Suryacipta)

Kawasan Industri Kebanjiran Manfaat EV

Sementara, analis CGSI menilai, operator kawasan industri, SSIA, KIJA, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menjadi penerima manfaat terbesar dari tren ini.

Dengan lahan industri yang luas di luar Bekasi, ketiga perusahaan ini berhasil menarik minat perusahaan China.

Pasalnya, menurut amatan CGSI, perusahaan-perusahaan China mulai mengalihkan fokus mereka ke luar Bekasi untuk mencari ketersediaan lahan yang lebih luas dan harga yang lebih terjangkau.

SSIA misalnya, mengelola Subang Smartpolitan di Jawa Barat, lokasi pabrik BYD di masa depan, yang direncanakan mulai beroperasi pada 2026.

Sementara itu, KIJA, seperti disinggung di atas, memiliki Kendal Industrial Park di Jawa Tengah, salah satu kawasan industri terbesar di Jawa Tengah, dan AKRA mengoperasikan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Jawa Timur.

Asal tahu saja, AKRA bergerak di bidang perdagangan dan distribusi minyak bumi serta bahan kimia dasar, di mana kawasan industri menyumbang 22 persen dari total pendapatan perusahaan pada paruh pertama tahun 2024.

CGSI merekomendasikan beli pada AKRA yang diperdagangkan pada P/E 11,1 kali dengan harga target (TP) Rp1.800 per saham.

Sementara, selama semester I-2024, seluruh marketing sales SSIA berasal dari perusahaan China, sedangkan KIJA mencatatkan 64 persen.

CGSI merekomendasikan beli pada AKRA yang diperdagangkan pada P/E 11,1 kali dengan harga target (TP) Rp1.800 per saham.

Tren Masih Menjanjikan

Menurut konsultan properti JLL, dikutip CGSI, tren investasi kawasan industri dari China diperkirakan akan terus meningkat dalam waktu dekat, kecuali jika ada intervensi pemerintah.

Berbagai perusahaan asal China menunjukkan minat pada sektor farmasi, elektronik, kaca, kulit, hingga makanan ringan kemasan.

SSIA bahkan optimistis bisa menarik lebih banyak investor jika ekosistem rantai pasok EV berkembang di sekitar pabrik BYD.

KIJA dan JLL sepakat, lokasi strategis KIJA di Jawa Tengah, dengan upah minimum yang rendah, akan menarik perusahaan manufaktur berteknologi menengah dan rendah.

KIJA berhasil menarik produsen asal China, mulai dari sektor mainan hingga komponen baterai, dan sektor lainnya.

Di sisi lain, AKRA mendapat keuntungan dari manufaktur produk bernilai tambah, memanfaatkan kekayaan sumber daya mineral Indonesia. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement