Beban perusahaan sepanjang 9 bulan ini juga berhasil diturunkan. Di antaranya beban umum dan administrasi turun 57 persen menjadi Rp 4,61 triliun dari periode yang sama 2022 sebesar Rp 8,63 triliun. Beban penjualan dan pemasaran juga turun 47 persen menjadi Rp 4,82 triliun, dari sebelumnya Rp 11,27 triliun pada 2022. Beban iklan dan pemasaran GOTO juga susut 53 persen menjadi Rp 1,5 triliun, dari sebelumnya Rp 3,27 triliun pada 2022.
Sementara Grab juga mencatatkan pendapatan sebesar USD615 juta pada periode yang sama 2023. Penyumbang pendapatan terbesar Grab adalah dari dua sektor andalan yakni Grab delivery yang naik 79 persen dan jasa transportasi 31 persen.
“Kami meraih EBITDA Grup yang Disesuaikan untuk pertama kalinya pada kuartal ini seiring dengan pencapaian MTU Grup yang tertinggi sepanjang masa dan peningkatan pendapatan bagi mitra pengemudi kami. Meskipun ini merupakan tonggak penting bagi Grab, ini hanyalah salah satu dari banyak langkah dalam perjalanan kami untuk terus mendorong pertumbuhan secara berkelanjutan dan menguntungkan. Kemajuan kami ke depan tetap bertumpu pada peningkatan efisiensi pasar kami, membangun layanan yang lebih baik dan lebih terjangkau bagi pengguna kami, dan memberdayakan jutaan wirausahawan di platform kami untuk berkembang,” kata Anthony Tan, Group Chief Executive Officer dan Co-Founder Grab.
Total GMV Grab juga dilaporkan tumbuh 5 persen secara tahunan (yoy) pada 9 bulan 2023, dan 6 persen yoy berdasarkan mata uang konstan, terutama disebabkan oleh pertumbuhan GMV Mobilitas dan Pengiriman, dan MTU Grup yang tumbuh 7 persen yoy.
Pada Februari 2024 Grab Holdings memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD13,41 miliar, setara Rp209.28 triliun (Kurs Rp 15.606 per USD). Hal ini menjadikan Grab Holdings sebagai perusahaan paling bernilai ke-1249 di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar menurut data companiesmarketcap.com.