sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Prajogo Pangestu, Taipan Bertangan Midas sepanjang 2023

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
31/12/2023 12:47 WIB
Nama Prajogo Pangestu harum sepanjang 2023 seiring saham-saham besutannya, terutama yang baru diboyong melantai ke bursa, terbang ke angkasa di tahun ini.
Prajogo Pangestu, Taipan Bertangan Midas sepanjang 2023. (Foto: Bloomberg)
Prajogo Pangestu, Taipan Bertangan Midas sepanjang 2023. (Foto: Bloomberg)

Jadi Taipan Tercuan

Kenaikan fantastis CUAN, BREN, dan saham lainnya macam BRPT (76,16 persen YtD), TPIA (104,28 persen), hingga PTRO (21,25 persen), selama 2023 menempatkan nama Prajogo Pangestu ke angkasa.

Taipan yang juga dikenal sebagai pengusaha kayu di era Orde Baru tersebut menjadi orang terkaya di Indonesia selama 2023 versi Forbes, sekaligus taipan energi tercuan sepanjang tahun ini.

Pundi-pundi kekayaan Prajogo Pangestu mencapai USD54,4 miliar per 30 Desember 2023. Angka tersebut setara dengan Rp837,43 triliun (asumsi kurs Rp15.394 per USD).

Kekayaan Prajogo melonjak tajam selama 2023, apabila, misalnya, dibandingkan dengan tahun lalu yang ‘hanya’ USD5,6 miliar (Rp86,21 triliun).

Di tahun ini, Prajogo mengalahkan harta kekayaan bos batu bara lainnya Low Tuck Kwong, pengendali PT Bayan Resources Tbk (BYAN), yang tercatat sebesar USD27,5 miliar. Dirinya juga berada di atas duo bos Grup Djarum sekaligus pemilik BCA, R. Budi Hartono (USD25,6 miliar) dan Michael Hartono (USD24,5 miliar).

Manuver ‘Papa’ Prajogo selama 2023

Beberapa manuver lini bisnis milik Prajogo juga terjadi selama setahun belakangan. Beberapa di antaranya yang mencuri perhatian pasar yaitu CUAN yang mengakuisisi emiten Happy Hapsoro PT Petrosea Tbk. (PTRO). Diketahui perusahaan investasi Hapsoro, PT Sentosa Bersama Mitra, memborong saham PTRO dari konglomerat Haji Robert alias Haji Romo.

Pada 18 Juli 2023, perusahaan milik Happy Hapsoro PT Sentosa Bersama Mitra melakukan pembelian saham PTRO sebanyak 206.816.559 (206,81 juta) saham atau setara 20,51 persen. Harga per saham Rp3.600 sehingga total transaksi mencapai Rp744,53 miliar.

Selanjutnya, Prajogo—yang kerap disapa ‘PP’ oleh para trader—melalui anak baru, BREN, mengakuisisi 5 pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB). BREN melalui anak usahanya, yakni PT Barito Wind Energy menggandeng ACEN Investment HK Limited untuk mengakuisisi 3 Pembangkit Listrik Tenaga Angin yaitu Sidrap 2, Sukabumi dan Lombok.

BREN juga mengakuisisi 100 persen saham PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap 1) yang terletak di Sidrap, Sulawesi Selatan. Ini merupakan pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan salah satu yang terbesar di negara ini dengan kapasitas 75 MW. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, BREN juga mengakuisisi PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI) sebagai perusahaan pendukung kegiatan operasional di Sidrap.

BREN juga aktif melakukan pengembangan usaha pembangkit listrik melalui anak usahanya, Star Energy. Dalam pengumuman resminya, BREN melakukan pengembangan proyek Salak Binary milik anak usaha Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR). Proyek ini menargetkan commercial operation date (COD) akhir 2023 dengan penambahan kapasitas hingga 15 megawatt. 

Di sisi lain, emiten petrokimia yang juga milik Prajogo, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengejutkan pasar dengan berita penjualan 30 persen anak usaha ke perusahaan Thailand. TPIA menjual 30 persen saham anak usahanya yaitu PT Chandra Daya Investasi (CDI). Dengan penjualan ini, TPIA mengantongi investasi USD194 juta dari perusahaan Thailand.

Pada Februari lalu, TPIA juga berhasil menyelesaikan pembelian 70 persen saham PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan 49 persen saham PT Krakatau Tirta Industri (KTI). Informasi saja, kedua perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). Total nilai akuisisi untuk transaksi tersebut mencapai Rp3,24 triliun.

Tak berhenti di situ, TPIA juga melakukan akuisisi terhadap PT Krakatau Posco Energy sebanyak 45 persen melalui KDL. Selain itu, KDL akan melakukan investasi bersama sesuai dengan proporsi kepemilikannya untuk mendukung rencana ekspansi KPE dalam membangun pembangkit listrik baru berkapasitas 200 megawatt. Akusisi ini memakan nilai investasi hingga USD200 juta. 

TPIA juga mengetok perjanjian jual beli lahan senilai Rp1,15 triliun yang dialokasikan untuk persiapan pembangunan pabrik melalui dua anak usaha PT Chandra Asri Alkali (CAA) dan PT Krakatau Daya Listrik (KDL) yang terletak di Kawasan Industri Krakatau, Cilegon, Banten. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement