Secara rinci PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 55,6 juta ton, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 15 juta ton, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebesar 33 juta ton, serta PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebesar 37,7 juta ton per semester pertama.
“Solidnya produksi batu bara berpotensi menjadi indikasi positif bagi kinerja emiten - emiten penunjang batu bara seperti PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) serta PT Trans Power Marine Tbk (TPMA),” tulis Stockbit Sekuritas dalam risetnya, dikutip Minggu (24/11/2024).
Di sisi lain, kuatnya produksi batu bara Indonesia berpotensi memberikan dampak negatif terhadap harga batu bara jika tidak diimbangi dengan permintaan. Terutama mengingat risiko masih lemahnya perekonomian Cina yang menjadi sasaran tarif dari presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump.
(DESI ANGRIANI)