Wiko menjelaskan, capaian ini tidak terlepas dari upaya PHE mengelola strategi utama dalam mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger & acquisition serta meningkatkan reserve & resource growth dengan selalu mengedepankan aspek Enviroment, Social, Governance.
Hal ini menurut Wiko penting guna mendukung pemenuhan energi nasional dan mencapai target pertumbuhan perusahaan.
"Dengan dukungan induk usaha dan Pemerintah Republik Indonesia, melalui kegiatan eksplorasi, pengembangan, asset integrity, PHE berperan signifikan dalam membangun kembali kapasitas industri hulu migas nasional," ungkap Wiko.
Dalam memanfaatkan momentum harga minyak yang tinggi dan momentum recovery kondisi makro ekonomi paska pandemi Covid-19, lanjut Wiko, PHE berhasil mencatatkan kinerja positif di seluruh anak usahanya yakni Regional 1 (Pertamina Hulu Rokan), Regional 2 (Pertamina EP), Regional 3 (Pertamina Hulu Indonesia), Regional 4 (Pertamina EP Cepu) dan Regional 5 (Pertamina Internasional EP), PT Elnusa, PT PDSI, PT Badak NGL dan DSLNG sehingga laba bersih bersih konsolidasi mencapai USD4,67 Milyar.
Ditambahkannya, capaian TKDN industri hulu migas PHE sebesar 65 persen adalah bukti konkrit upaya PHE dalam membangun kapasitas nasional di industri hulu migas.