Dengan terus memaksimalkan kinerja produksi nikel hingga ke level produk turunannya tersebut, menurut Arifin, diharapkan INCO bisa memberikan nilai tambah yang lebih optimal serta meningkatkan investasi dan juga membuka lapangan pekerjaan yang masif bagi penduduk sekitar.
Saat ini INCO telah memiliki satu fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel di Sorowako dengan kapasitas 70.000 ton nikel matte. Selain proyek eksisting tersebut, INCO juga tengah berencana membangun tiga smelter baru.
Pertama, fasilitas pengolahan nikel reduction kiln-electric furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 ton dalam bentuk FeNi (feronikel) di Morowali, Sulawesi Tengah. Kedua, proyek pembangunan pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) Pomalaa yang berlokasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, dengan potensi kapasitas produksi mencapai 120.000 ton.
Proyek pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian komoditas nikel terintegrasi dengan penambangan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara tersebut telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN).
Terakhir, rencana pembangunan pabrik HPAL yang merupakan proyek ekspansi smelter Sorowako dengan target kapasitas produksi sekitar 60 kiloton nikel. (TSA)