"Kita berupaya agar PGE bisa mendapatkan akses dana tambahan untuk pengembangan panas bumi, salah satunya dengan go public," kata Erick.
Pemanfaatan sektor geothermal dalam negeri perlu dilakukan secara maksimal. Dia menilai pemanfaatan panas bumi saat ini belum dilakukan secara maksimal.
Padahal upaya ini sekaligus mendorong realisasi energi baru terbarukan di Indonesia. Erick mencatat potensi panas bumi bisa menyediakan listrik hingga mencapai 24 GW, sementara saat ini baru mencapai 2 GW saja.
Karena itu, pemaksimalan panas bumi tidak bisa lagi ditunda-tunda, dan harus segera direalisasikan. Aksi ini menjadi bagian dari reformasi BUMN senilai USD 606 miliar.
Valuasi PGE yang bergerak di bidang pemanfaatan energi panas bumi diperkirakan mencapai USD2,2 miliar atau setara Rp32 triliun. Erick optimis penawaran umum saham perdana tersebut akan memberikan peningkatan modal dan kemitraan strategis bagi perusahaan.
(SLF)