Suwignyo hanya menyebut bahwa anggaran tersebut bakal digunakan untuk pembelian infrastruktur, berupa alat bantu teknikal services, pembaruan dan pengembangan IT (system dan perangkat) serta peralatan jasa office services.
Selain itu, anggaran belanja modal juga disiapkan untuk pemenuhan infrastruktur call center dan modernisasi alat pendukung bisnis pelatihan.
"Dengan penguatan infrastruktur lini bisnis usaha, serta memiliki keunggulan layanan terintegrasi, perusahaan diharapkan akan selalu adaptif dalam menggarap potensi pasar dan perluasan operational layanan," tutur Suwignyo.
Upaya menjawab potensi pasar tersebut dilakukan dengan didukung oleh 25 kantor perwakilan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. (TSA)