Adapun valuasi ENRG juga dinilai masih menarik seiring estimasi rasio price-to-earnings (PE) sebesar 3,7x-2,7x pada 2025-2026.
Sementara Enterprise Value to Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization/EV/EBITDA ENRG diyakini berada sebesar 3,7x-2,7x pada 2025-2026.
“Perusahaan juga mempertahankan neraca yang sehat, dengan net gearing hanya 0,5x, menyediakan ruang yang cukup untuk mengejar akuisisi blok tambahan tahun ini,” kata Andreas.
Dengan adanya cadangan baru ini, Sucor memperkirakan produksi minyak ENRG akan tumbuh 12 persen menjadi 46,8 MBOED pada 2025, dan naik 10 persen pada 2026 menjadi 51,7 MBOED.
Andreas mengestimasi rata-rata tingkat pertumbuhan (CAGR) laba ENRG selama dua tahun ke depan mencapai 23 persen per tahun.
Hingga penutupan perdagangan hari ini, Selasa (20/5/2025), saham ENRG terkoreksi 3,57 persen ke Rp216 per saham. Transaksi bersih mencapai Rp7,33 miliar.
(Dhera Arizona)