"Terlepas dari tekanan akibat penguatan dolar dan imbal hasil obligasi, investor beralih ke aset berwujud untuk melindungi diri dari risiko inflasi yang terus berlanjut, kekhawatiran atas utang fiskal yang meningkat, serta risiko tarif yang mengganggu dinamika perdagangan normal,” kata Saxo Bank.
Saxo Bank menambahkan, tren ini juga didukung oleh peningkatan penimbunan logam fisik oleh trader China yang khawatir akan potensi depresiasi lebih lanjut pada yuan.
Manajer Analisis Pasar di FXTM, Lukman Otunuga, mencatat, harga emas telah unggul sepanjang pekan lalu, mencerminkan sentimen risk-off yang meluas di pasar.
“Investor tampaknya berbondong-bondong ke emas akibat kekhawatiran atas tarif Trump dan inflasi. Meskipun biasanya kenaikan suku bunga berdampak negatif pada emas yang tidak memberikan hasil, ketidakpastian mengenai tarif terus mempercepat aksi beli aset aman,” ujarnya.
“Harga emas naik lebih dari 2 persen pekan [lalu], mendorong kenaikan sepanjang tahun ini mendekati 3 persen. Secara teknikal, grafik menunjukkan tren bullish dengan resistance utama berikutnya di level USD2.715.”