sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Proyeksi Inflasi AS Angkat IHSG Tembus All Time High

Market news editor Anggie Ariesta
13/09/2022 13:23 WIB
IHSG berhasil tembus all time high dipicu data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diproyeksi lebih rendah dibanding sebelumnya.
Proyeksi Inflasi AS Angkat IHSG Tembus All Time High
Proyeksi Inflasi AS Angkat IHSG Tembus All Time High

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG memecahkan rekor baru pada perdagangan sesi I hari ini. Hal tersebut tak terlepas dari inflasi Amerika Serikat (AS) yang diprediksi lebih rendah dibanding sebelumnya. 

Indonesia Value Investor, Rivan Kurniawan mengatakan, pelaku pasar sedang menantikan rilis data inflasi AS yang diperkirakan masih akan berada di bawah bulan lalu.

"Jadi 2 bulan lalu ada di 9,1% dan bulan lalu ada di 8,5%. Bulan ini diekspektasikan turun lagi ke 8,1%. Ini menjadi katalis positif tambahan, tentunya untuk pergerakan IHSG," ujar Rivan dalam segmen Market Buzz Power Breakfast IDX, Selasa (13/9/2022).

Rivan meyakini, rilisnya data inflasi yang kemungkinan lebih rendah dari bulan lalu menjadi pendorong IHSG. Sekadar informasi, posisi IHSG saat ini sudah mencapai all time high.

Menurut Rivan, seperti pada umumnya, IHSG di level ini agak rawan dengan profit taking.

"Saya rasa ada dorongan terkait dengan inflasi yang diperkirakan akan turun, tapi di sisi lain, ada potensi untuk profit taking. Secara umum saya melihat dorongan terhadap IHSG masih kuat," jelasnya. 

Dia memproyeksikan, beberapa waktu ke depan, IHSG masih akan terlihat bergerak positif meskipun mungkin dalam range yang lebih terbatas.

Jika berbicara tahun 2021, kinerja IHSG memang tidak bisa dibilang baik, karena kita cukup lagging dibandingkan dengan indeks AS yang terus mencapai all time high tahun lalu.

"Tapi kondisi yang berbeda terjadi di tahun 2022 ini, di mana indeks-indeks AS, seperti S&P, Nasdaq, Dow Jones mengalami penurunan dan mencatatkan negatif, tapi IHSG kita malah mencatatkan return yang positif," Rivan mengungkapkan,

Rivan mencatat, dari market cap dan GDP ratio, rasionya sekarang ada di kisaran 49,2%. Di mana secara historikal, angka 49,2% itu masih tergolong fair value.

"Jadi belum tergolong overvalue, di mana biasanya kalau sudah di atas 53% dikatakan overvalue. Jadi saya melihat IHSG saat ini ada di sekitar 7.250-an, tapi di sisi lain GDP kita masih bertumbuh 5,4%, membuat valuasi dari IHSG kita belum dikatakan mahal," terangnya. 

Pada 2022, Rivan menyebut tahunnya sektor komoditas. Namun saat ini, dia tidak tertarik dengan batu bara, sehingga ada komoditas lain yang punya peluang cukup besar. (FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement