sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rajin ARA, Saham Perkapalan Ini Naik Hampir 100 Persen Sepekan

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
07/09/2025 09:47 WIB
Saham emiten pelayaran, yang berfokus pada jasa kapal tunda dan tongkang, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) menjadi top gainers sepekan.
Rajin ARA, Saham Perkapalan Ini Naik Hampir 100 Persen Sepekan. (Foto: CBRE)
Rajin ARA, Saham Perkapalan Ini Naik Hampir 100 Persen Sepekan. (Foto: CBRE)

IDXChannel – Saham emiten pelayaran, yang berfokus pada jasa kapal tunda dan tongkang, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) menjadi top gainers sepekan, di tengah sentimen rights issue dan sejumlah rumor di pasar.

Saham CBRE melonjak 86,60 persen sepekan ke level Rp362 per unit.

Saham CBRE, yang sempat terkapar di level Rp13-19 per unit pada 2024 lalu, mencatatkan ARA berjilid-jilid sejak awal Agustus lalu, kendati sempat masuk papan FCA.

Alhasil, dalam sebulan, saham emiten yang dikendalikan oleh PT Omudas Investment Holdco ini terbang 289,25 persen dan sepanjang 2025 (YtD) sudah meroket 1.805,26 persen.

Rumor

Sebelumnya, RAJA menyangkal keterlibatan anak usahanya, Hafar Group dalam rencana akuisisi kapal oleh CBRE.

Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi menegaskan, perseroan selaku pemegang 49 persen saham Hafar Group tidak mengetahui, dan tidak terlibat dalam rencana transaksi tersebut.

“RAJA tidak memiliki rencana maupun pembahasan terkait peluang kolaborasi proyek migas maupun energi nasional dengan CBRE,” kata Djauhar dalam siaran pers, Kamis (4/9/2025).

RAJA menekankan, CBRE bukan merupakan afiliasi perseroan, serta tidak ada kepemilikan langsung maupun tidak langsung atas saham CBRE oleh pemegang saham RAJA.

PT Petrosea Tbk (PTRO) juga membantah rencana kerja sama antara anak usahanya, Grup Hafar dengan CBRE.

"Sehubungan dengan anak perusahaan yang dimiliki sebesar 51 persen oleh Petrosea, yaitu grup Hafar yang akan melakukan sinergi dengan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk adalah tidak benar," tulis manajemen PTRO dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (4/9/2025).

Sebagai informasi, PTRO dan RAJA menuntaskan akuisisi atas seluruh kepemilikan saham di Grup Hafar pada 15 Agustus 2025.

Dalam akuisisi tersebut, Petrosea mengakuisisi 51 persen saham melalui PT Petrosea Engineering Procurement Construction, sedangkan Rukun Raharja mengambil 49 persen saham di Grup Hafar.

Grup ini bergerak di bidang Engineering, Procurement & Construction (EPC) serta layanan pelayaran untuk mendukung industri minyak dan gas bumi lepas pantai.

Rights Issue

Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai kenaikan tajam harga saham CBRE tak lepas dari rencana aksi korporasi besar-besaran yang tengah digodok perseroan.

“Lonjakan harga CBRE terjadi di tengah rencana rights issue jumbo yang ditaksir senilai Rp1,2 triliun,” ujar Michael, Kamis (4/9/2025).

Ia menambahkan, nilai tersebut bahkan hampir setara dengan kapitalisasi pasar perusahaan saat ini. “Lebih besar dari kapitalisasi pasar perusahaan yang saat ini sekitar Rp1,3 triliun,” kata dia.

Michael juga menyoroti arah baru diversifikasi bisnis yang dipersiapkan perseroan. “CBRE juga menyiapkan diversifikasi usaha ke sektor jasa penunjang lepas pantai (offshore),” imbuh Michael.

Rencana itu, lanjut Michael, menyasar pengembangan infrastruktur energi, baik di sektor migas maupun energi terbarukan. “Termasuk PLTA laut,” tuturnya.

Sebagai informasi, CBRE berencana menggelar Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 48 miliar saham bernilai nominal Rp25 per saham. Dari aksi korporasi ini, perseroan menargetkan dana maksimal Rp1,2 triliun.

Manajemen menyebut, rencana rights issue akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025. Pelaksanaannya akan mengikuti ketentuan POJK 32/2015, dengan masa berlaku pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan sejak persetujuan RUPSLB.

CBRE berencana menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar sebagian utang kepada pihak ketiga, modal kerja, serta penambahan armada. Detail penggunaan dana akan dipaparkan dalam prospektus resmi PMHMETD.

Sebelumnya, CBRE mengakuisisi satu unit kapal offshore seharga Rp1,63 triliun sebagai bagian dari strategi ekspansi dan diversifikasi layanan armada perseroan.

Transaksi ini disahkan pada 11 Agustus 2025 melalui Perjanjian Pengikatan Jual Beli Armada Kapal untuk satu unit Pipe-Laying and Lifting Vessel senilai USD100 juta.

Manajemen CBRE mengungkapkan, pembelian kapal tersebut menggunakan kas internal serta fasilitas pembiayaan pihak ketiga maupun perbankan. 

Kapal ini akan memperluas segmen usaha CBRE, yang sebelumnya fokus pada kapal jenis bulk carrier, menjadi armada pendukung konstruksi lepas pantai (offshore). (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement