Michael juga menyoroti arah baru diversifikasi bisnis yang dipersiapkan perseroan. “CBRE juga menyiapkan diversifikasi usaha ke sektor jasa penunjang lepas pantai (offshore),” imbuh Michael.
Rencana itu, lanjut Michael, menyasar pengembangan infrastruktur energi, baik di sektor migas maupun energi terbarukan. “Termasuk PLTA laut,” tuturnya.
Sebagai informasi, CBRE berencana menggelar Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 48 miliar saham bernilai nominal Rp25 per saham. Dari aksi korporasi ini, perseroan menargetkan dana maksimal Rp1,2 triliun.
Manajemen menyebut, rencana rights issue akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025. Pelaksanaannya akan mengikuti ketentuan POJK 32/2015, dengan masa berlaku pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan sejak persetujuan RUPSLB.
CBRE berencana menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar sebagian utang kepada pihak ketiga, modal kerja, serta penambahan armada. Detail penggunaan dana akan dipaparkan dalam prospektus resmi PMHMETD.