Menurut Mino, jika cadangan devisa turun drastis, maka dampaknya akan negatif. Tetapi jika naik, maka akan positif. Selanjutnya meeting The Fed pada 14 Desember bisa saja membuat Rupiah tertekan. Tetapi jika data cadangannya naik, maka akan bisa menahan.
"Menariknya, cadangan devisa kita terakhir di Oktober USD130 miliar cukup aman untuk membiayai impor 5,8 bulan di atas standar kecukupan internasional 3 bulan," katanya.
Terkait indeks keyakinan konsumen November, lanjut Mino, survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
"Kalau angkanya masih di atas 100, maka konsumen cukup yakin dan pada Oktober lalu angkanya di 120. Jadi dengan keyakinan konsumen ini, harapannya ekonomi akan bergerak positif," ujar Mino.
Selanjutnya terkait penjualan ritel Oktober, sambung Mino, pada September 2022, pertumbuhan penjualan eceran juga tercatat tetap kuat yakni tumbuh 4,56% (yoy).
Kinerja penjualan eceran ditopang oleh perbaikan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan sub kelompok sandang.
"Harapannya penjualan eceran di Oktober masih akan positif," papar Mino.