Citi Indonesia terus memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang memadai melalui rasio net NPL yang turun dari 0,26% menjadi 0,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Citi Indonesia juga yakin bahwa kualitas portofolio kredit tetap dalam kondisi baik melalui penerapan asas kehati-hatian dalam manajemen risiko, terutama dalam menghadapi perekonomian yang menantang saat ini.
Batara juga mengungkapkan kondisi perekonomian global masih menantang yang dikarenakan oleh dampak inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga di sejumlah negara.
Namun, Indonesia masih tetap tangguh dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang kuat di tahun 2023. Menurutnya, Citi Indonesia terus menunjukan kinerja keuangan yang kuat pada kuartal pertama tahun ini.
“Komitmen kami untuk menjalankan manajemen keuangan yang strategis, efisiensi operasional, dan solusi yang berfokus pada nasabah, telah membantu kami untuk terus memberikan kinerja yang baik. Kami mengambil langkah proaktif untuk mengurangi dampak inflasi pada bisnis kami dan untuk memastikan pertumbuhan dan stabilitas bank kami,” ungkap Batara.
Peningkatan laba bersih ditopang dari lini Institutional Clients Group, Citi terus menyediakan layanan dan solusi end-to-end kepada para klien perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, dan sektor publik. Pada kuartal pertama tahun ini, jumlah kredit Institutional group meningkat 2,5% yoy.
(DES)