IDXChannel – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah aksi penawaran umum perdana saham (IPO) terjadi penurunan pada paruh pertama 2025.
Hingga 20 Juni 2025, baru terdapat 14 perusahaan yang melantai di bursa. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan semester I-2024 yang mencapai 25 emiten.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menegaskan, penurunan jumlah IPO tersebut tidak serta-merta mencerminkan langkah pengetatan dari pihak bursa.
Menurutnya, proses menjadi perusahaan tercatat adalah keputusan strategis yang harus dipersiapkan secara optimal oleh masing-masing perusahaan.
“Menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di bursa tentunya merupakan sebuah keputusan dan aksi korporasi strategis perusahaan yang umumnya hanya berjalan satu kali selama perusahaan tersebut berdiri,” ujarnya di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Nyoman menjelaskan, keberhasilan IPO tidak hanya bergantung pada struktur dan momentum, tetapi juga kesiapan internal perusahaan, termasuk kinerja keuangan, tata kelola, serta narasi bisnis yang kuat.
Oleh karena itu, proses menuju IPO memerlukan waktu yang tidak singkat.
“Sehingga BEI sangat menghargai perusahaan yang mempersiapkan sebaik dan optimal mungkin untuk menjadi perusahaan terbuka,” kata Nyoman.
Lebih lanjut, kata dia, BEI juga mendorong peningkatan kualitas perusahaan calon emiten. Salah satu strategi yang ditempuh adalah memperkuat kegiatan edukasi dan pendampingan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki potensi untuk go public.
Nyoman menuturkan, melalui unit kerja khusus, BEI mendampingi perusahaan dari berbagai sektor dan skala, termasuk BUMN dan BUMD. Pendampingan tersebut dilakukan lewat berbagai inisiatif seperti go public workshop, coaching clinic, one-on-one meeting, hingga networking event.
“Kami mendorong perusahaan untuk memiliki kesiapan IPO yang baik untuk kesuksesan baik pada saat IPO dan juga setelah IPO, meski persiapan ini membutuhkan waktu yang sedikit lebih panjang,” katanya.
(Dhera Arizona)