IDXChannel - Salah satu yang mendasari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) akan melakukan right issue yakni sebagai salah satu bank sistemik di Tanah Air berpandangan dengan memiliki permodalan yang tinggi menjadi nilai plus. Sehingga BNI dapat kokoh menghadapi berbagai tantangan.
AVP Investor Relations BBNI, Yudha Pradipta mengatakan, jika kembali ke struktur permodalan BNI setahun lalu, saat itu Capital Adequacy Ratio (CAR) BNI ada di angka 16-17%. Jika dibandingkan dengan ketentuan regulator, rasio kecukupan modal ini sudah jauh di atas ketentuan.
"Kemudian kita sempat diskusi dengan lembaga rating internasional yang memberikan kita rating, mereka berpandangan bahwa dengan kondisi pandemi saat ini kalo misalkan kondisi memburuk dan mereka terpaksa men-downgrade outlook ekonomi Indonesia," jelas Yudha dalam MNC Group Investor Forum 2022, Senin (14/3/2022).
"Di antara bank-bank besar Indonesia BNI menjadi salah satu yang berpotensi terlebih dahulu downgrade karena rasio kecukupan modalnya dinilai lebih rendah sehingga dianggap tidak kuat," imbuhnya.
Selain itu, BNI ingin meningkatkan modal untuk mengantisipasi jika terjadi gejolak ekonomi yang lebih lanjut yang tidak mendapat penurunan rating internasional.
BNI juga fokus mengakuisisi debitur-debitur corporate karena sebagai corporate bank. Sehingga penting untuk memiliki modal yang besar untuk mendukung debitur corporate BNI lebih banyak sesuai kebutuhan bisnisnya.
"Dengan latar belakang ini kemudian kita eksplor berbagai opsi untuk meningkatkan permodalan tidak hanya right issue, secara paralel kita juga mengopsi capital market," katanya.
Hal tersebut membuat BNI menerbitkan dua surat berharga yang meningkatkan CAR menjadi 19%. Disaat yang bersamaan, BNI eksplor rencana right issue yang tetap dijajaki.
"So far memang sudah persetujuan DPR dan komitmen pemerintah untuk BNI melakukan right issue dengan tambahan dari pemerintah sebesar Rp3,5 triliun," katanya
Sehingga awalnya, BNI menghitung right issue akan ada kisaran Rp10 triliun jika dibandingkan dengan total kapitalisasi pasar yang nilainya tak signifikan.