sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rights Issue Jadi Katalis, INET Diproyeksi Masuk Fase Pertumbuhan Eksponensial

Market news editor Desi Angriani
18/11/2025 20:35 WIB
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) tengah memperkuat ekspansinya melalui rencana rights issue jumbo senilai Rp3,2 triliun.
Rights Issue Jadi Katalis, INET Diproyeksi Masuk Fase Pertumbuhan Eksponensial (Foto: dok INET)
Rights Issue Jadi Katalis, INET Diproyeksi Masuk Fase Pertumbuhan Eksponensial (Foto: dok INET)

Phintraco Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan kinerja INET akan melesat seiring ekspansi masif perseroan. Pendapatan INET diperkirakan meningkat dengan CAGR 233,19 persen pada periode 2024-2028, didorong oleh kontribusi penuh dari berbagai lini bisnis baru mulai 2026.

Segmen kabel laut diprediksi tumbuh dengan CAGR 8,41 persen pada 2026-2030, sejalan dengan peningkatan utilisasi dari 50 persen menjadi 70 persen. Bisnis kontraktor FTTH diproyeksikan mencatat CAGR 15,62 persen, sementara proyek FTTH Bali-Lombok berbasis Wi-Fi 7 berpotensi mencatat pertumbuhan lebih dari 70,5 persen.

Dari sisi profitabilitas, margin laba kotor diperkirakan naik dari 35,7 persen pada 2024 menjadi 53 persen pada 2026. Laba bersih diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 57,38 persen, mencapai sekitar Rp372 miliar pada 2026, dengan margin laba bersih meningkat ke 14,1 persen dan stabil pada kisaran 31-33 persen mulai 2027.

Rekomendasi BUY, target harga Rp600

Phintraco Sekuritas mematok harga saham INET di Rp600 per saham dengan rekomendasi BUY. Target tersebut mencerminkan valuasi PBV 3,5x untuk 2026 dan 3,2x untuk 2027, berdasarkan metode discounted cash flow (DCF) dengan tingkat pertumbuhan terminal 3 persen dan WACC 10,3 persen.

Menurut riset tersebut, harga saham INET saat ini dinilai masih undervalued dibandingkan potensi fundamentalnya, terutama karena skala bisnis yang lebih besar diperkirakan mulai terlihat pada 2026.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement