Selain itu, penjualan rumah toko (ruko) juga meningkat signifikan sebesar 95,2 persen mencapai Rp73,9 miliar.
“Kenaikan ini mencerminkan bahwa sektor residensial kembali menjadi pilihan investasi menarik, seiring pulihnya kepercayaan konsumen dan meningkatnya kebutuhan hunian yang terintegrasi,” ujar Justini.
Di samping itu, APLN mencatatkan kenaikan pengakuan penjualan 56,6 persen menjadi Rp575,0 miliar, dari Rp367,1 miliar pada periode yang sama di 2024. Sebaliknya pendapatan berulang turun 13,3 persen menjadi Rp299,5 miliar akibat berkurangnya kontribusi dari Pullman Ciawi Vimala Hills yang telah dijual.
Pada periode ini, rugi bersih perseroan turun signifikan sebesar 97,8 persen dari sebesar Rp109,9 miliar menjadi Rp55,5 miliar.
Perseroan optimistis prospek sektor properti akan semakin membaik sepanjang 2025, terutama dengan dukungan kebijakan fiskal yang mendukung sektor ini seperti insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP), serta dinamika industri properti yang mulai menunjukkan pemulihan.