Harga minyak tercatat USD40,3/bbl, 36 persen di bawah tahun 2019 (USD62,5/bbl) dan harga gas USD5,2/mmbtu, 23 persen di
bawah tahun 2019 (USD6,7/mmbtu).
"Tahun 2020 perseroan mengalami kerugian sebesar USD189 juta, termasuk satu kali penurunan non-tunai sebesar USD93 juta pada kuartal IV tahun 2020. Perseroan melaporkan laba bersih sebesar USD9 juta untuk periode kuartal IV tahun 2020, sebelum penurunan nilai dan seiring pulihnya harga minyak," terang Roberto.
AMNT pun melaporkan keuntungan sebesar USD25 juta dengan bijih produktif dari pengembangan Tahap 7 dan didukung oleh kenaikan harga tembaga dan emas. AMNT mulai mengakses bijih produktif dari Tahap 7 dan telah berproduksi sebesar 294 Mlbs tembaga dan 132 Koz emas dari bijih tambang dan pengolahan stockpile di 2020. Selain itu, AMNT memperoleh perpanjangan izin ekspor selama satu tahun sebesar 579.444 Wet Metric Ton.
Dia melaporkan belanja modal migas mencapai USD144 juta untuk menyelesaikan proyek Meliwis di Jawa Timur dan pengeboran empat sumur eksplorasi yang berhasil di Natuna. Belanja modal ketenagalistrikan mencapai
USD63 juta, untuk pengembangan CCPP Riau dan pengeboran eksplorasi geotermal Ijen.
"Kas dari operasi setelah belanja modal positif meskipun permintaan energi rendah dengan adanya pengurangan pengeluaran dan sinergi Ophir. Kas dan setara kas adalah USD446 juta," jelasnya.
Roberto mengatakan, dukungan dari pemegang saham dan liability management yang proaktif memungkinkan kelangsungan deleveraging. Hutang mencapai USD2,7 miliar, turun 15 persen dari 2019. Untuk restricted group, hutang adalah sebesar USD2,3 miliar, turun 6 persen dan hutang Bersih adalah USD 2,0 miliar, turun 4 persen dari 2019. Hutang Bersih terhadap EBITDA Medco Energi 4,2x.