"Sebab ketika pemerintah mampu menurunkan inflasi, maka Bank Indonesia diprediksi tidak akan terlalu agresif untuk menaikkan suku bunga acuan," tambahnya.
Dia menilai, jika pemerintah mampu menahan inflasi, maka harga barang tidak terlalu tinggi, sehingga akan mempertahankan suku bunga acuan. Namun, ketika kenaikan harga tidak terbendung, BI diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen pada 2023.
"Hal itu akan mengulang sejarah 2018, ketika suku bunga mencapai 6 persen pada akhir 2018, pelambatan ekonomi cenderung terjadi pada 2019," jelas Ibrahim.
Untuk perdagangan besok (21/12), Ibrahim memproyeksikan, mata uang Rupiah dibuka berfluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp15.590-Rp 15.650 per USD.
(FAY)