Di sisi geopolitik, tanda-tanda deeskalasi perang Israel-Hamas yang belum segera mereda, seiring Yerusalem terus melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza, membuat ketegangan geopolitik di Timur Tengah tetap tinggi.
Upaya AS untuk menengahi gencatan senjata tampaknya hanya menghasilkan sedikit kemajuan dalam seminggu terakhir, meskipun Gedung Putih mengklaim bahwa kesepakatan sudah dekat.
Selain itu, di kawasan Eropa Trump telah menyatakan rasa frustrasinya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin karena kurangnya kemajuan dalam perdamaian dengan Ukraina dan meningkatnya pemboman Rusia terhadap kota-kota Ukraina.
Dari sentimen internal, pelaku pasar khawatir akan banjir impor produk elektronik dari negara-negara yang terkena tarif Trump seperti China, Vietnam, Thailand ke pasar Indonesia.
"Negara-negara produsen dan kompetitor Indonesia itu akan mencari pasar besar yang mudah diakses setelah Trump menerapkan tarif tinggi per 1 Agustus 2025. Oleh karena itu, pemerintah harus siap," kata Ibrahim.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) barang elektronik dan produk alat rumah tangga elektrik masuk dalam HS 85 yang banyak menyasar pasar AS.