sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Ditutup Melemah Tipis 1 Poin, Sore Ini Parkir di Rp16.872 per USD

Market news editor Anggie Ariesta
24/04/2025 16:13 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke level Rp16.872 per USD pada perdagangan Kamis (24/4/2025).
Rupiah Ditutup Melemah Tipis 1 Poin, Sore Ini Parkir di Rp16.872 per USD. (Foto MNC Media)
Rupiah Ditutup Melemah Tipis 1 Poin, Sore Ini Parkir di Rp16.872 per USD. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke level Rp16.872 per USD pada perdagangan Kamis (24/4/2025). Pelemahan ini juga didorong oleh sentimen global yakni dari langkah Presiden AS Donald Trump ke China.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, Donald Trump mengemukakan prospek pengurangan bea perdagangan yang tinggi terhadap China, namun kejelasannya dinilai kurang.

“Namun, kurangnya kejelasan tentang komentar Trump, ditambah dengan pernyataan yang kurang optimistis dari pejabat lain, di tengah meningkatnya ketidakpastian atas ekonomi AS dan perang dagang yang sengit antara Washington dan Beijing," ujarnya dalam risetnya, Kamis (24/4/2025).

Komentar dari anggota pemerintahan Trump lainnya juga merusak optimisme atas deeskalasi AS-China. Menteri Keuangan Scott Bessent memeringatkan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China bisa jadi sulit, dan bahwa AS kemungkinan perlu memangkas tarif terlebih dahulu sebelum terlibat dengan Beijing. 

Para pelaku pasar juga dinilai tetap waspada atas potensi dampak tarif Trump, bahkan ketika sebuah laporan menunjukkan bahwa ia dapat menawarkan beberapa pengecualian kepada para produsen mobil.

Dari sentimen domestik, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen pada 2025 dan 2026. Angka ini menurun dari proyeksi pada Januari 2025 yaitu sebesar 5,1 persen.

Menurut Ibrahim, angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berbeda jauh dari negara Asia berkembang lainnya. Malaysia, misalnya, diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 4,1 persen pada 2025 dan 3,8 persen pada 2026. Kemudian Vietnam diprediksi mengalami pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada 2025 dan 4,0 persen pada 2026.
 
Sementara itu, ekonomi China diprediksi tumbuh sebesar 4 persen pada 2025 dan 2026. Tidak hanya Indonesia, penerapan tarif resiprokal AS juga berdampak secara global. Pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diprediksi turun menjadi 2,8 persen dari proyeksi Janurai 2025 yaitu 3,3 persen.

"Selain peningkatan tarif, meningkatnya ketidakpastian kebijakan juga memiliki peran besar dalam proyeksi ekonomi. Jika terus berlanjut, meningkatnya tensi perdagangan dan ketidakpastian akan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara signifikan," katanya.
 
Sedangkan, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5 persen. Hingga kuartal I-2025, ekonomi tergolong bagus.

"Tapi ke depan, dinamika-dinamika itu perlu diantisipasi lebih baik," ujarnya.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.870-Rp16.930 per USD.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement