sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.275 per USD Usai Libur Panjang

Market news editor Anggie Ariesta
10/06/2025 16:06 WIB
Melansir Bloomberg, Mata uang Garuda menguat 16 poin atau 0,10 persen ke level Rp16.275 per USD.
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.275 per USD Usai Libur Panjang. Foto: iNews Media Group.
Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.275 per USD Usai Libur Panjang. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) menguat pada akhir perdagangan Selasa (10/6/2025), usai libur panjang Iduladha 2025. Melansir Bloomberg, Mata uang Garuda menguat 16 poin atau 0,10 persen ke level Rp16.275 per USD.

Akhir pekan lalu, kurs rupiah juga menguat sebesar 15 poin atau 0,09 persen terhadap dolar AS. Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menguat ke level Rp16.276 per USD dari sebelumnya Rp16.277 per USD.

Pada pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah bergerak berlawanan arah dengan mata uang utama lainnya di Asia. Sementara rupiah menguat, sebagian besar mata uang Asia justru melemah terhadap greenback.

Won Korea Selatan mencatat pelemahan paling signifikan di antara mata uang Asia, dengan penurunan sebesar 0,88 persen. Diikuti ringgit Malaysia dan yuan China yang sama-sama tergelincir 0,12 persen. Dolar Singapura dan yen Jepang juga tertekan, masing-masing melemah 0,08 persen.

Dolar Taiwan mengakhiri perdagangan dengan koreksi tipis 0,03 persen. Sementara itu, rupee India dan peso Filipina sama-sama mengalami penurunan 0,02 persen. Kemudian, dolar Hong Kong turun 0,01 persen dan baht Thailand melemah tipis 0,009 persen terhadap dolar AS.

Pekan lalu, pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menilai tekanan terhadap dolar AS sempat muncul dari data penggajian ADP yang menunjukkan pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja.

Dia juga menyoroti ketidakpastian mengenai arah kebijakan tarif di AS, 

"Terutama setelah presiden menggandakan tarif baja dan aluminiumnya menjadi 50 persen minggu ini," ujar Ibrahim pada risetnya, Kamis (6/6/2025).

Ibrahim memproyeksi dalam waktu dekat, pasar masih akan mencermati data ekonomi AS serta perkembangan diskusi antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement