sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp16.237 per USD, Ini Sederet Sentimen Pendorongnya

Market news editor Anggie Ariesta
22/04/2024 16:14 WIB
Mata uang Garuda menguat 23 poin dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp16.237 per USD, Ini Sederet Sentimen Pendorongnya.  Foto: MNC Media.
Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp16.237 per USD, Ini Sederet Sentimen Pendorongnya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada penutupan perdagangan Senin (22/4/2024) ditutup menguat ke level Rp16.237 per USD. Mata uang Garuda menguat 23 poin dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Adapun pagi ini rupiah dibuka menguat di level Rp16.215 per USD. 

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai kekhawatiran  atas suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang membuat sebagian besar pedagang bias terhadap dolar AS.

"Namun, meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah memberikan sedikit kelegaan pada mata uang regional, seiring dengan membaiknya selera risiko," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (22/4/2024).

Sebelumnya, pada Jumat, Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee menjadi bankir sentral terbaru yang memberi sinyal jangka waktu yang lebih lama untuk penurunan suku bunga karena kemajuan inflasi telah terhenti.

Fokus minggu ini adalah pada lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter AS, khususnya dari data indeks harga PCE, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed. Data tersebut akan dirilis pada hari Jumat dan diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi AS masih stabil pada Maret.

Isyarat lebih lanjut mengenai perekonomian AS juga akan dirilis minggu ini, dengan data indeks manajer pembelian untuk bulan April akan menawarkan lebih banyak wawasan mengenai aktivitas bisnis.

Selain itu, Fokus minggu ini adalah pada keputusan suku bunga Bank of Japan pada Jumat, di mana menjadi pertemuan pertama bank sentral tersebut setelah kenaikan suku bunga bersejarah pada Maret. Setiap isyarat mengenai kenaikan suku bunga dan perubahan kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat.

Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2024 kembali mencetak surplus USD4,47 miliar. Sedangkan secara kumulatif, neraca perdagangan sejak Januari-Maret 2024 mencapai USD7,31 miliar.  

Surplus ini sesuai dengan ekspektasi para analis. Neraca perdagangan Indonesia ini juga telah mencatatkan surplus 47 bulan berturut-turut sejak mei 2020.

Selain itu, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 sebesar USD22,43 miliar.  Amalia mengatakan kinerja ekspor pada Maret 2024 naik 16,40% dibandingkan Februari 2024 (month-to-month/mtm). Sedangkan, peningkatan kinerja ekspor pada Maret 2024 terjadi karena kenaikan nonmigas terutama logam mulia emas perhiasan, besi dan baja serta lemak dan minyak hewan nabati.

Kemudian, nilai impor pada Maret 2024 mencapai USD17,96 miliar atau turun 2,60% secara bulanan (mtm). Impor migas tercatat USD3,33 miliar atau naik 11,64% mtm, sementara impor nonmigas senilai USD14,63 miliar atau mengalami penurunan 5,34% (mtm). 
 
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan melanjutkan penguatan di rentang Rp16.190 - Rp16.270 per USD. 


(NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement