Bank of Japan (BoJ) dinilai kurang agresif dalam mempertahankan kurs mereka. Pada Senin pagi (28/3), BoJ menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah Jepang dengan tenor 10 tahun.
"Masih ada risiko koreksi jangka pendek, kami memperkirakan dolar-yen tetap akan tinggi," kata analis Barclays dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (28/3/2022).
Risiko atas mata uang Negeri Sakura datang dari dampak kebijakan moneter hasil dari kenaikan harga komoditas yang tinggi.
Sementara itu, sikap hawkish Federal Reserve AS membuat pasar semakin meyakini ada kelanjutan kenaikan suku bunga pada tahun ini, sebagai langkah untuk meredam inflasi akibat naiknya biaya energi.
Pada pekan ini, dolar bakal mendapat sentimen dari rilis payroll non-pertanian. Sejumlah analis memandang ini tidak terlalu memiliki pengaruh besar pada ekspektasi suku bunga AS dan laju dolar, mengingat pasar sudah diposisikan ada kenaikan suku bunga tahun ini.