sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Senin Sore Berakhir Menguat Tipis ke Rp16.279 per USD

Market news editor Anggie Ariesta
11/08/2025 15:31 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup menguat 13 poin atau sekitar 0,08 persen ke level Rp16.279 per USD, pada akhir perdagangan Senin (11/8/2025).
Rupiah Senin Sore Berakhir Menguat Tipis ke Rp16.279 per USD. (Foto iNews Media Group)
Rupiah Senin Sore Berakhir Menguat Tipis ke Rp16.279 per USD. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) ditutup menguat 13 poin atau sekitar 0,08 persen ke level Rp16.279 per USD, pada akhir perdagangan Senin (11/8/2025).

Penguatan ini terjadi di tengah dinamika global, mulai dari ketidakpastian negosiasi dagang AS-China hingga pertemuan penting antara pemimpin AS dan Rusia.

Menurut Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi, gencatan senjata tarif antara AS dan China yang berakhir pada 12 Agustus menciptakan ketidakpastian.

"Lonjakan ekspor Tiongkok minggu lalu, yang dilaporkan sebesar 7,2 persen year-on-year untuk bulan Juli, menunjukkan bahwa para eksportir bergegas mengirimkan barang sebelum potensi tarif baru," ujarnya dalam risetnya.

Dia juga menyoroti tarif timbal balik baru yang diterapkan AS pada 7 Agustus 2025, dan menargetkan barang-barang dari negara-negara lain dengan bea masuk hingga 50 persen.

Di sisi lain, pasar juga mengamati perkembangan geopolitik terkait Rusia. Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus 2025 di Alaska untuk merundingkan perdamaian di Ukraina. Pertemuan ini diharapkan bisa mengakhiri konflik dan berpotensi mencabut sanksi terhadap pasokan minyak Rusia.

Dari sentimen domestik, Ibrahim menyebutkan Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi untuk 2025 meningkat menjadi 4,8 persen, naik 0,1 poin persen dari sebelumnya. Kenaikan ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang juga direvisi naik.

Menurut IMF, perbaikan proyeksi ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk tarif yang lebih rendah. Khusus untuk Indonesia, tarif resiprokal AS turun menjadi 19 persen, jauh lebih rendah dari pengumuman April 2025 yang sebesar 32 persen. 

Penurunan tarif ini merupakan hasil negosiasi dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi Indonesia, seperti membeli produk energi, pertanian, dan pesawat Boeing dari AS.

"Dengan berbagai sentimen tersebut, rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya, dengan potensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.270-Rp16.320 per USD," kata Ibrahim.

(Dehar Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement