Dia juga menyoroti tarif timbal balik baru yang diterapkan AS pada 7 Agustus 2025, dan menargetkan barang-barang dari negara-negara lain dengan bea masuk hingga 50 persen.
Di sisi lain, pasar juga mengamati perkembangan geopolitik terkait Rusia. Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus 2025 di Alaska untuk merundingkan perdamaian di Ukraina. Pertemuan ini diharapkan bisa mengakhiri konflik dan berpotensi mencabut sanksi terhadap pasokan minyak Rusia.
Dari sentimen domestik, Ibrahim menyebutkan Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi untuk 2025 meningkat menjadi 4,8 persen, naik 0,1 poin persen dari sebelumnya. Kenaikan ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang juga direvisi naik.
Menurut IMF, perbaikan proyeksi ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk tarif yang lebih rendah. Khusus untuk Indonesia, tarif resiprokal AS turun menjadi 19 persen, jauh lebih rendah dari pengumuman April 2025 yang sebesar 32 persen.