Selain itu, pengguna juga dapat menonton sepuasnya tanpa biaya data, tanpa iklan, dan tanpa buffering, dengan biaya hanya Rp 1.000 per hari. Hal ini membuat Migo 5-7x lebih murah daripada biaya keseluruhan dari OTT berlangganan lainnya, dengan waktu unduh 30x lebih cepat daripada jaringan telekomunikasi tradisional. Migo menargetkan akan membawa 20 juta pengguna berlangganan bulanan bagi Vision+ dalam lima tahun ke depan melalui stasiun unduhannya.
"Kami berharap pertumbuhan ini akan terus mengalami peningkatan melalui kemitraan strategis dengan Migo. Kami optimis, Perseroan akan mampu memperkuat pertumbuhan Perseroan di tahun ini," tutup Ade Tjendra.
Perseroan melalui anak perusahaannya yaitu PT Asia Vision Network (“AVN”) telah menyerahkan draft laporan registrasi konfidensial pada Formulir F-4 ke U.S. Securities and Exchange Commission, hal ini berkaitan dengan kombinasi bisnisnya dengan Malacca Straits Acquisition Company (NASDAQ: MLAC)("MLAC"). AVN merupakan perusahaan induk dari Vision+ dan MNC Play. Merger bisnis tersebut diharapkan akan rampung pada Q3-2021.
Dalam RUPST tersebut juga mengangkat Bapak Henry Wijadi sebagai Direktur Perseroan yang bertugas untuk memimpin penjualan Perseroan baik iklan, korporat dan kemitraan. Selanjutnya susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Presiden Komisaris: Syafril Nasution
Komisaris: Indra Pudjiastuti
Kommisaris Independen: Agus Mulyanto
Dewan Direksi
Presiden Direktur: Ade Tjendra
Direktur: Herman Kusno
Direktur: Hari Susanto
Direktur: Tito Abdullah
Direktur: Ibu Vera Tanamihardja
Direktur: Adita Widyansari
Direktur: Endang Mayawati
Direktur: Henry Wijadi
(NDA)