sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rusia-Ukraina Gencatan Senjata, Rupiah Hari Ini Dibuka Naik Rp14.294 per USD

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
10/03/2022 10:01 WIB
Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini dibuka menguat atas dolar AS.
Rusia-Ukraina Gencatan Senjata, Rupiah Hari Ini Dibuka Naik Rp14.294 per USD(Dok.MNC)
Rusia-Ukraina Gencatan Senjata, Rupiah Hari Ini Dibuka Naik Rp14.294 per USD(Dok.MNC)

IDXChannel- Nilai mata uang rupiah di pasar spot hari ini dibuka menguat atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis pagi (10/3/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09:17 WIB, mata uang Garuda naik 48 poin atau 0,33% di Rp14.294 per 1 dolar Amerika Serikat

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik terpantau bergerak variatif atas dolar AS, seperti Dolar Hong Kong koreksi -0,01% di 7,8197, Won Korea Selatan tertekan -0,42% di 1.228,40, dan Ringgit Malaysia tumbuh 0,02% di 4,1840.

Peso Filipina turun -0,34% di 52,155, Dolar Taiwan turun -0,27% di 28,370, Baht Thailand tumbuh 0,06% di 33,000, Dolar Singapura anjlok -0,05% di 1,3585, dan Yuan China terpuruk -0,05% di 6,3206. Adapun Yen Jepang tertekan -0,22% di 116,07, sementara Dolar Australia naik 0,27% di 0,7302.

Indeks dolar yang mengukur kinerja sejumlah mata uang lainnya dibuka menguat 0,20% di 98,16. Sementara Euro mulai stabil setelah reli beberapa hari terakhir ini, menyambut positif pertemuan antara perwakilan Rusia dan Ukraina.

Sebagai informasi, Rusia telah mengumumkan gencatan senjaga kemanusiaan untuk memberikan kesempatan warga Ukraina berlindung dan berpindah tempat dari kota-kota yang telah terkepung agresi militer.

"Sejumlah pengamat mungkin berpikir bahwa perang di Ukraina mungkin telah berakhir dalam semalam (saat ada gencatan senjata). Sayangnya, tidak demikian," kata analis NAB dalam catatan pagi, dilansir Reuters, Kamis (10/3/2022).

Selain kelanjutan konflik di Eropa Timur, investor valuta asing juga terus mencermati langkah-langkah bank sentral, seperti European Central Bank (ECB), dan Federal Reserve Amerika Serikat, terutama dalam mempengaruhi kebijakan moneter. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement