Dengan demikian, secara akumulatif, saham ini telah jatuh 10,00 persen dalam tiga hari terakhir.
Sebelumnya, saham AADI sempat menyentuh level tertinggi intraday di Rp11.375 per saham pada perdagangan 10 Desember 2024. Namun, sejak saat itu, pergerakan saham cenderung melemah hingga hari ini.
Pada awal debutnya di bursa, saham AADI sempat melonjak tajam dan mencetak auto rejection atas (ARA) sebesar 20 persen selama tiga hari berturut-turut, yakni pada 5, 6, dan 9 Desember 2024.
“Kami bangga dengan masuknya AADI ke dalam ekosistem pasar modal, hal ini memacu perusahaan untuk tetap menjunjung tinggi profesionalisme, transparansi, akuntabilitas dan berkomitmen untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” kata Direktur Utama AADI, Julius Aslan di Gedung Bursa Efek Indonesia pada Kamis (5/12/2024) lalu.
AADI menjadi emiten ke-40 yang tercatat di tahun ini dan sangat diantisipasi oleh investor seiring proses pemisahan bisnis (spin-off) oleh PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk) alias ADRO.