sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham ARCI-BRMS Cs Berpesta saat Harga Emas ATH

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
23/09/2025 15:14 WIB
Saham emiten tambang emas melesat pada perdagangan Selasa (23/9/2025) seiring logam mulia acuannya memecahkan rekor tertinggi (ATH) baru hari ini.
Saham ARCI-BRMS Cs Berpesta saat Harga Emas ATH. (Foto: Freepik)
Saham ARCI-BRMS Cs Berpesta saat Harga Emas ATH. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten tambang emas melesat pada perdagangan Selasa (23/9/2025) seiring logam mulia acuannya memecahkan rekor tertinggi (ATH) baru hari ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.06 WIB, saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melejit 13,93 persen ke level Rp695 per unit dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) melambung 12,63 persen ke Rp1.070 per unit.

Saham emas pendatang baru, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) menyentuh auto rejection atas (ARA) 25,00 persen ke Rp3.600 per unit pada debut perdana di bursa hari ini.

Nama-nama lainnya, saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) mendaki 6,21 persen, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) terkerek 2,73 persen, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 3,07 persen, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) naik 1,77 persen.

Harga emas dunia terus menguat dan mencetak rekor tertinggi pada Selasa (23/9) di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga tahun ini.

Pada awal perdagangan, kontrak berjangka emas naik 0,4 persen menjadi USD3.788,80 per troy ounce.

Sebelumnya, harga sempat menyentuh USD3.795,10 di awal sesi ketika pelaku pasar menunggu pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk kebijakan lebih lanjut.

Sementara itu, Gubernur The Fed Stephen Miran menyatakan bahwa suku bunga saat ini terlalu tinggi. Miran mengatakan pemangkasan yang lebih tajam diperlukan untuk menghindari ‘kerusakan’ yang tidak perlu pada pasar tenaga kerja.

Mengutip Dow Jones Newswires, logam mulia ini telah naik 43,5 persen sepanjang tahun, didorong oleh permintaan aset lindung nilai yang kuat, arus masuk dana ETF, pelemahan dolar AS, serta langkah diversifikasi bank sentral yang terus mengurangi porsi kepemilikan dolar.

Pelaku pasar kini menantikan data pengeluaran konsumsi pribadi AS pada Jumat mendatang, yang dapat memperkuat alasan bagi stimulus moneter tambahan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement