Logam mulia ini kini melemah sekitar 6 persen dari puncaknya, setelah mencatat penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari lima tahun.
Tim riset Sucden Financial dalam komentarnya, dikutip dari Dow Jones Newswires, Kamis (23/10). menyebutkan bahwa investor tengah mengurangi sebagian posisi spekulatif besar yang terbentuk pekan lalu.
Penurunan harga logam mulia kemungkinan mencerminkan aksi ambil untung dan berkurangnya aliran dana ke aset lindung nilai, bukan karena perubahan imbal hasil obligasi pemerintah AS.
“Imbal hasil Treasury yang masih rendah dan ketidakpastian makroekonomi yang berlanjut tetap memberikan dukungan fundamental bagi harga logam mulia,” tulis tim riset tersebut.
Melansir dari Trading Economics, penurunan harga juga dipengaruhi oleh meningkatnya optimisme terhadap potensi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjelang pertemuan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping.