sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Asia Turun ke Level Terendah dalam 11 Bulan

Market news editor Wahyu Dwi Anggoro
20/10/2023 10:31 WIB
Saham-saham Asia turun ke level terendah dalam 11 bulan terakhir pada Jumat (20/10/2023) pagi.
Saham Asia Turun ke Level Terendah dalam 11 Bulan. (Foto: MNC Media)
Saham Asia Turun ke Level Terendah dalam 11 Bulan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Saham-saham Asia turun ke level terendah dalam 11 bulan terakhir pada Jumat (20/10/2023) pagi karena kekhawatiran akan konflik regional di Timur Tengah semakin meningkat.

Dilansir dari Reuters, penurunan juga dipicu kenaikan imbal hasil atau yield Treasury Amerika Serikat (AS).

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,8% ke level terendah sejak November tahun lalu. Indeks ini mencatat kerugian mingguan 3%. 

Indeks Nikkei Tokyo turun 1% pagi ini. Sepanjang pekan, saham Jepang telah turun 3,6%.

Saham-saham blue chips China turun 0,4%, sementara indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1%. China pada Jumat mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya karena ekonomi menunjukkan tanda-tanda stabilisasi.

Imbal hasil Treasury bertenor 10 tahun sempat menyentuh 5% semalam, meningkatkan biaya pinjaman di seluruh dunia. Pada Jumat, Bank of Japan melakukan intervensi di pasar obligasi pemerintah Jepang (JGB) karena imbal hasil JGB bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi dalam satu dekade.

Dari sisi geopolitik, kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah meningkat setelah AS mencegat tiga rudal jelajah dan beberapa pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh kelompok Houthi dari Yaman. Serangan tersebut dilaporkan menyasar Israel.

Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pidato pada Kamis mengusulkan bantuan miliaran dolar untuk membantu Israel memerangi Hamas, seiring dengan semakin dekatnya invasi darat Israel ke Gaza. 

"Para pemimpin dunia terus melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk mencegah perluasan konflik" kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di capital dot com.

"Pasar bergerak dengan gugup. Emas dan minyak, salah satu indikator sentimen terhadap konflik, terus meningkat," lanjutnya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement