IDXChannel – Saham PT Astra International Tbk (ASII) kembali melemah hingga penutupan perdagangan sesi I, Selasa (27/2/2024).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ASII terkoreksi 0,98 persen ke Rp5.075 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp76,35 miliar dan volume perdagangan 15,00 juta saham.
Saham ASII turun 2,40 persen dalam sepekan. Sedangkan, dalam sebulan saham konglomerat otomotif hingga pertambangan tumbuh tipis 0,50 persen.
Sejak awal tahun (year to date/YtD), saham ASII anjlok 10,18 persen.
Secara teknikal, saham ASII kembali melanjutkan tren penurunan (downtrend). Saat ini, saham ASII berada di level support yang terbentuk sejak 1 Februari lalu.
Sejak awal Februari, ASII bergerak di kisaran pola rectangle, dengan batas bawah di 5.075 dan batas atas di 5.350.
Apabila kembali turun, ASII berpotensi menguji area support selanjutnya di level psikologis 5.000 dan level 4.900.
Level 4.900, yang merupakan terendah sejak pernah disentuh ASII pada perdagangan intraday 30 Januari 2024.
Sementara, level resistance terdekat untuk ASII berada di kisaran 5.350 dan 5.300.
Kini, ASII diperdagangkan 6,00 kali di atas laba perusahaan, lebih rendah dibandingkan angka price-to earnings ratio (PER) rata-rata dalam lima tahun terakhir (11,3 kali).
Penjualan Mobil Lesu
Diwartakan sebelumnya, sektor otomotif di Indonesia masih mengalami tekanan. Ini terlihat dari penjualan wholesales mobil di Indonesia pada Januari 2024 yang turun 18,4 persen secara bulanan (MoM).
Sementara, secara tahunan penjualan mobil tertekan 26,1 persen yoy ke level 69.619 unit. Kondisi ini ditekan oleh melemahnya penjualan dari hampir seluruh brand.
Astra International Tbk (ASII) mencatatkan penjualan wholesales sebesar 37.984 unit pada Januari 2024, turun 20,3 persen MoM dan 25,2 persen yoy. Hasil tersebut membuat pangsa pasar ASII berada di level 54,6 persen dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 55,9 persen dan Januari 2023 sebesar 53,8 persen.
Secara bulanan, hanya Daihatsu dan Hyundai yang mengalami kenaikan penjualan, masing-masing sebesar 12,2 persen MoM dan 3,3 persen MoM.
Meski tumbuh secara bulanan, Daihatsu dan Hyundai mengalami penurunan penjualan tahunan sebesar -1,1 persen yoy dan 26,2 persen yoy.
Menurut Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, penurunan penjualan pada Januari 2024 dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat.
Melansir Stockbit, Jongkie menjelaskan bahwa lemahnya penjualan mobil juga dipicu oleh diperketatnya leasing approval serta calon pembeli mobil yang cenderung untuk wait and see menunggu kepastian hasil pemilu.