Jahja menuturkan, penting bagi pihaknya untuk menyeimbangkan harga bagi para investor ritel dan asing. Harga saham di level Rp10 ribu pun masih sejalan dengan keterjangkauan bagi para investor ritel dan juga tidak terlalu kecil bagi para investor asing.
Melihat rekam jejaknya, Jahja bercerita, BCA sudah melakukan empat kali stock split. Sebanyak tiga kali, stock split dengan rasio 1:2, tepatnya pada 2001, 2004, dan 2008.
Aksi stock split pertama kali yang dilakukan BCA yakni pada 15 Mei 2001, dengan rasio 1:2, sehingga nilai nominalnya turun dari semula sebesar Rp500 menjadi Rp250, membuat jumlah saham beredar naik dari 2,94 miliar saham menjadi 5,88 miliar saham.
Berikutnya stock split kedua yakni pada 8 Juni 2004 dengan rasio 1:2, sehingga nominal kembali turun menjadi Rp125 dan jumlah saham beredar naik menjadi 12,26 miliar saham.