Dalam kesempatan yang sama, CEO Bali United Yabes Tanuri menyatakan, melantainya perusahaan di pasar modal sejalan dengan tujuan perseroan menjadi klub sepakbola yang terus berinovasi.
"Dilepasnya saham Bali United untuk umum akan semakin banyak pihak yang mendukung tercapainya visi dan misi Bali United untuk meraih sukses yang berkelanjutan. Tentu saja para supporter akan berperan lebih aktif dalam memperbesar dampak Bali United," jelasnya.
Dalam aksi korporasi ini, BOLA menunjuk PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai perusahaan penjamin pelaksana emisi efek (underwriter). Adapun antusiasme masyarakat Bali, terutama fans dan suporter sangat besar, sejak masa penawaran hari ke-2 sudah oversubscribed. Komposisi investor ritel sendiri sebanyak 41% dan investor institusi sebanyak 59%.
"Perolehan dana IPO akan digunakan perseroan untuk investasi, memperkuat struktur permodalan di entitas anak, dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja," tambah Yabes.
Bali United berencana menggunakan dana hasil IPO sekitar 19,1% untuk belanja modal, lalu sekitar 20,4% untuk memperkuat struktur permodalan kepada entitas anak, dan 60,5% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan. (*)