IDXChannel – Saham emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali menyentuh auto reject bawah (ARB) 10 persen untuk papan pemantauan khusus pada lanjutan sesi I Jumat (7/6/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.42 WIB, saham BREN anjlok 9,70 persen ke posisi Rp6.050 per saham. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp8,24 miliar dan volume 1,36 juta saham.
BREN masuk ke papan pemantauan khusus, dan karenanya dikenakan mekanisme perdagangan full call auction (FCA), sejak 29 Mei lalu usai bursa membuka suspensi perdagangan.
Pada 22 Mei, sebelum digembok BEI pada 27-28 Mei, harga saham BREN sempat ditutup di Rp11.250 per saham atau dengan kapitalisasi pasar (market cap) Rp1.505,09 triliun, terbesar kala itu.
Kini, market cap BREN tersisa Rp896,37 triliun, kembali berada di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menjadi penguasa tradisional dengan market cap Rp1.168,03 triliun.
Sejak 22 Mei, market cap BREN sudah tersapu Rp695,68 triliun. Angka yang sangat jumbo karena lebih besar tinimbang emiten dengan market cap terbesar keenam saat ini PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang bernilai Rp594,17 triliun.
Dus, harga saham BREN sudah terjun bebas 50,41 persen dari level tertinggi Rp12.200 per saham yang sempat disentuh selama intraday pada 17 Mei 2024.
Sejatinya, BREN sudah diumumkan akan masuk ke indeks FTSE pada 27 Mei lalu sebelum pihak FTSE Rusell membatalkan untuk memasukkan emiten tersebut dalam rebalancing Juni pada Selasa kemarin.
Ini menjadi pukulan selanjutnya buat investor usai saham ini masuk FCA, yang membuat sahamnya tidak likuid dan perdagangan yang tidak setransparan biasanya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.