Dari sisi teknikal, ia melihat potensi pembalikan arah yang cukup konstruktif. “Secara teknikal, BUMI memliki potensi pola reversal bullish cup and handle dengan resistance di 178, support 146, pola ini memberikan potensi target ke 220,” imbuh Michael.
Sebelumnya, Sucor Sekuritas juga menyoroti kinerja BUMI. Sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia, perusahaan ini tetap kokoh dengan target produksi sebesar 80 juta ton per tahun yang berasal dari KPC dan Arutmin.
Reformasi struktur royalti Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) menjadi katalis margin baru—tarif turun dari 28 persen ke 19 persen—yang meningkatkan efisiensi secara struktural.
Sucor memproyeksikan laba bersih BUMI rebound 14 persen menjadi USD72 juta pada 2026 seiring stabilnya harga batu bara, turunnya biaya bahan bakar, dan penuh manfaat dari skema royalti baru.
Sementara itu, langkah diversifikasi mencakup akuisisi tambang emas di Australia dan konsesi bauksit yang akan dikembangkan menjadi smelter alumina senilai USD1,5 miliar.