sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Chandra Asri (TPIA) Disebut Punya Kans Masuk Indeks MSCI

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
25/01/2024 16:39 WIB
Saham emiten petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) disebut-sebut memiliki peluang masuk ke indeks MSCI.
Saham Chandra Asri (TPIA) Disebut Punya Kans Masuk Indeks MSCI. (Foto: Chandra Asri)
Saham Chandra Asri (TPIA) Disebut Punya Kans Masuk Indeks MSCI. (Foto: Chandra Asri)

IDXChannel – Saham emiten petrokimia hingga infrastruktur milik taipan Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) disebut-sebut memiliki peluang masuk ke indeks MSCI.

Dalam riset yang terbit pada 24 Januari 2024, analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan memproyeksi, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tersebut memiliki kans yang baik untuk menjadi penghuni indeks MSCI dalam rebalancing teranyar beberapa waktu ke depan.

Hal tersebut seiring TPIA memiliki kapitalisasi pasar (market cap) free float hingga USD1,7 miliar atau setara dengan Rp26,69 triliun dalam rerata 3 bulan terakhir.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan penghuni MSCI macam emiten tambang BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan emiten kertas Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang memiliki rerata market cap free float USD0,9 miliar (Rp14,13 triliun) dan USD1,3 miliar (Rp20,41 triliun).

“Perusahaan [TPIA] juga punya likuiditas saham yang sehat dengan 3M-ADTV [volume perdagangan harian rata-rata selama 3 bulan] sebesar Rp172,5 miliar, lebih tinggi dibandingkan rata-rata ANTM dan INKP sebesar Rp64,8 dan 61,7 miliar,” jelas Andreas Yordan, dikutip IDXChannel, Kamis (25/1).

Selain TPIA, Sucor menjelaskan, perusahaan Prajogo lainnya, emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga memiliki kesempatan untuk masuk ke indeks MSCI.

“Dengan asumsi free float sebesar 11,7 persen, BREN mempunyai  kapitalisasi pasar free float sebesar USD5,7 miliar dan likuiditas saham yang sehat dengan 3M- ADTV sebesar Rp282,7 miliar,” tulis analis Sucor.

Soal BREN, Sucor silang pendapat dengan analisis dari Verdhana Sekuritas, dikutip IDXChannel, Senin (22/1/2024).

Indeks MSCI, yang kerap menjadi acuan investor asing, akan kembali melakukan tinjauan pada Februari, yang konstituen anyarnya akan diumumkan pada 12 Februari 2024, dengan tanggal efektif pada 1 Maret 2024.

“[…] Pergerakan tajam baru-baru ini di sejumlah harga saham sepanjang tahun ini mendorong kita untuk mengkajinya lebih dekat,” jelas tim Verdhana, dikutip IDXChannel, Senin (22/1).

Menurut Verdhana Sekuritas, tidak akan ada nama baru yang masuk indeks MSCI Indonesia pada review Februari 2024, termasuk BREN yang digadang-gadang akan menjadi penghuni indeks tersebut.

“Bertentangan dengan sentimen yang ada, kami mengantisipasi bahwa BREN kemungkinan tidak akan dimasukkan dalam indeks [MSCI] saat review Februari,” jelas Verdhana Sekuritas.

Menurut pandangan Verdhana yang menganalisis BREN dari perspektif kapitalisasi pasar free float, dengan pertimbangan untuk free float yang berbeda, penyertaan emiten tersebut “bergantung pada pengakuan MSCI”.

Namun, jelas Verdhana, dengan asumsi free float 3 persen, harga saham BREN saat ini sudah turun di bawah ambang batas inklusi di indeks MSCI.

Selain soal free float, Verdhana menilai, BREN mungkin tidak bisa masuk ke indeks MSCI karena perseroan baru saja menggelar IPO, yakni pada Oktober 2023.

Hal tersebut tidak memenuhi persyaratan terkait minimal 3 bulan perdagangan per cutoff (batas) 30 November 2023 untuk periode rebalancing Februari. Artinya, hingga akhir November, BREN baru diperdagangkan selama kurang dari dua bulan di bursa.

“Kendati memenuhi berbagai macam kriteria untuk dimasukkan ke indeks MSCI, faktor-faktor ini dapat menghambat masuknya BREN,” tulis Verdhana. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement