sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham DCII hingga DSSA Menopang IHSG Tembus Rekor 8.000

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
17/08/2025 09:40 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menorehkan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, indeks acuan tersebut menembus level 8.000 pada perdagangan Jumat.
Saham DCII hingga DSSA Menopang IHSG Tembus Rekor 8.000. (Foto: Freepik)
Saham DCII hingga DSSA Menopang IHSG Tembus Rekor 8.000. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menorehkan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, indeks acuan tersebut menembus level 8.000 pada perdagangan intraday Jumat (15/8/2025) siang, menyentuh titik tertinggi 8.017,07 menjelang perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Meski kemudian ditutup melemah 0,41 persen ke 7.898,38 pada Jumat lalu, dalam sepekan indeks masih mencatat lonjakan 4,84 persen.

Kenaikan IHSG selama sepekan ini tidak lepas dari sokongan saham berkapitalisasi besar, baik milik konglomerat maupun bank-bank besar.

Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) milik Toto Sugiri dan Anthoni Salim menjadi penopang terbesar pekan ini dengan sumbangan 84,92 poin, disusul bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 69,21 poin, emiten energi Grup Sinarmas PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) 53,67 poin, serta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) 42,16 poin.

Sektor perbankan juga dominan lewat PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menambah 28,54 poin, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 15,75 poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 10,68 poin.

Emiten energi terbarukan milik Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turut menopang dengan 30,32 poin, sementara PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) menyumbang masing-masing 8,44 poin dan 12,10 poin. (Lihat tabel di bawah ini.)

 

Di tengah euforia pasar, analis pasar mengingatkan investor agar tidak terlena, dan tetap fokus pada analisis fundamental emiten masing-masing demi menjaga strategi investasi tetap aman.

“Kita memang perlu waspada terhadap pergerakan IHSG yang over,” tutur pengamat pasar modal Michael Yeoh, Jumat (15/8/2025).

Meski demikian, ia menilai fokus utama investor sebaiknya tetap pada analisis masing-masing emiten. “Sebagai investor, lebih baik berfokus pada emiten sendiri, yaitu di mana posisi rasio PE, PBV, serta potensi DPR,” kata Michael.

Menurutnya, kenaikan IHSG belum sepenuhnya diikuti pergerakan positif saham-saham perbankan besar. “Jika kita perhatikan, kenaikan IHSG sendiri masih tidak memberikan kenaikan yang over untuk saham-saham big banks, yang secara general masih di bawah,” ujarnya.

Michael juga menyoroti perkembangan positif dari indeks global MSCI.

“Kabar baik datang dari MSCI, MSCI memasukkan dua konstituen dalam big caps, yaitu CUAN dan DSSA, serta beberapa saham di small caps,” katanya.

Ia menilai langkah tersebut mengurangi kekhawatiran investor terhadap aksi keluar dana asing yang terjadi sepanjang tahun lalu. “Ini mengikis kekhawatiran investor terhadap aksi outflow selama setahun ke belakang,” demikian Michael melanjutkan penjelasannya.

Terkait prospek ke depan, Michael mempertanyakan apakah ini akan menjadi titik balik bagi IHSG. Ia mencatat bahwa Indonesia pada Agustus ini termasuk negara ASEAN yang mendapat aliran dana asing terbesar.

Namun, ia mengingatkan bahwa faktor pendorongnya kali ini bersifat teknis, bukan fundamental.

“Perlu dicatat, inflow kali ini karena kedatangan dua emiten, sehingga terjadi karena perhitungan quant, bukan dari fundamental,” tuturnya.

Michael berharap pertumbuhan ekonomi nasional dapat menjadi pemicu aliran modal asing yang lebih berkelanjutan. (Aldo Fernando)

 

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement